Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik – Unsur intrinsik cerpen perlu untuk membangunnya kisah karena asalnya dari dalam cerita itu sendiri. Ada tema, alur, tokoh, penokohan, latar, sudut pandang, model bahasa, dan amanat. Akan tetapi, sebuah cerpen terhitung perlu unsur ekstrinsik sebagai pelengkapnya.

Dengan kata lain, cerpen adalah sebuah karya sastra yang relatif singkat atau bisa habis dibaca dalam sekali duduk. Di dalamnya pakai kronologis tunggal dan cuma berfokus terhadap satu tokoh atau momen puncak.

Lantas, apa sesungguhnya unsur intrinsik dan ekstrinsik cerpen sampai komponen yang menjadi perbedaan mendasar dari keduanya tersebut? Simak penjelasan selengkapnya berikut ini.

PENGERTIAN UNSUR INTRINSIK CERPEN

Unsur intrinsik adalah unsur pembangun dari dalam cerpen. Unsur intrinsik adalah unsur perlu yang tidak boleh dilewatkan dalam karya sastra. Komponen-komponennya terdiri dari tema, tokoh atau penokohan, kronologis cerita, latar, model bahasa, sudut pandang, dan amanat. Berikut penjelasan Komponen-komponen unsur intrinsik:

1. Tema

Tema adalah unsur intrinsik cerpen yang menjadi dasar cerita. Unsur intrinsik cerpen tema sering disamakan bersama ide atau tujuan utama cerita. Tentang ini merupakan suatu unsur intrinsik cerpen yang menjadi sebuah ruh atau nyawa yang ada di dalam karya prosa layaknya novel.

Tema bisa disebut ide utama dalam mengakibatkan cerita, karena tema adalah penentu latar belakang dari cerita tersebut. Tema dalam unsur intrinsik cerpen berisikan deskripsi luas tentang kisah yang bakal diangkat sebagai cerita dalam cerpen supaya sangat perlu membayangkan tema sebelum menulis cerpen.
Biasanya, tema dari unsur intrinsik cerpen ini terlihat tahu dalam cerita, namun bukan lewat ungkapan langsung. Untuk memilih tema dari sebuah cerpen, kamu wajib membaca dari awal sampai akhir dulu.

2. Tokoh atau Penokohan

Dalam cerpen pastinya ada sifat yang menjadi tokoh dalam cerita. Tokoh-tokoh berikut memiliki peran yang sangat perlu untuk memperkuat kronologis cerpen dan mengakibatkan cerita menjadi lebih menarik.Proses dalam menciptakan sifat atau citra sebuah tokoh dalam cerpen disebut penokohan, yang biasa dikenal sebagai tokoh yang antagonis, protagonis, tritagonis, dan tokoh figuran.Melalui penggambaran dan tingkah laku tokoh tersebut, maka cerita bisa menjadi lebih dramatis dan menarik untuk dibaca.

3.Alur Cerita

Pengertian kronologis cerita yakni pola pengembangan suatu cerita yang terbentuk oleh hubungannya sebab, sifatnya kronologis. Contoh kronologis dalam cerpen antara lain kronologis maju, mundur, dan campuran.

4.Latar

Unsur intrinsik yang membentuk cerpen selanjutnya adalah latar atau yang biasa disebut bersama setting. Latar berikut terbagi menjadi tiga yakni waktu, tempat, dan suasana.

5. Sudut pandang

Posisi pengarangnya dalam mengemukakan cerita.
Sudut pandang pengarang terdiri tiga, yakni sudut pandang orang pertama, kedua, dan ketiga.
Paling sering, pengarang pakai sudut pandang orang pertama sebagai tokoh utama dan sudut pandang orang ketiga sebagai sosok serba tau segala perihal yang terjadi terhadap keseluruhan cerita.

6. Gaya Bahasa

Dialog, naskah atau pembicaraan dalam cerita memiliki type atau model bahasa yang berbeda-beda, tergantung dari tema atau kategori cerpen yang ditulis.Gaya bahasa memiliki sebagian jenis, antara lain:

Personifikasi = Pengumpamaan benda mati sebagai manusia (Wajahmu bersinar bagai rembulan).

Metafora = Perbandingan kata yang bukan sebagai makna sesungguhnya (Tulang punggung, tidak mahal tangan, tidak mahal senyum, dll).
Hiperbola = Suatu ucapan atau deskripsi yang melebih-lebihkan suatu keadaan (Gedung pencakar langit, menangis darah, dll).

Litotes = Gaya bahasa yang punya tujuan untuk merendah (“Maaf hidangannya cuma segini, silahkan dinikmati ala kadarnya”, “Bantuan ini tidak seberapa, tolong diterima”, dsb).

Simile = Menggambarkan suatu keadaan bersama memperbandingkan satu perihal bersama perihal lainnya dalam satu kata-kata (Kasih sayang ibu ibarat sedalam lautan, Wajahnya merona layaknya bunga mawar yang elok, dsb).
Fungsi dari model bahasa sendiri yakni untuk membuatnya cerita dalam cerpen jadi lebih nyata (real) dan menarik pembaca, serta mempertegas ide dalam cerita pendek.Gaya bahasa terhitung kadang dikenal bersama sebutan majas atau kiasan.

7. Amanat

Amanat adalah pesan yang mengidamkan disampaikan pengarang kepada pembacanya. Umumnya, amanat dalam cerpen bersifat tersirat. Misalnya,tema cerita tentang perjuangan pahlawan bakal memuat amanat tentang menumbuhkan sifat pantang menyerah, dan dorongan mempertahankan kemerdekaan.

PENGERTIAN UNSUR EKSTRINSIK CERPEN

Setelah mengkaji berkenaan Unsur Intrinsik, kini mari kita bahas berkenaan Unsur Ekstrinsik yang terdapat dalam cerita pendek.Jika unsur intrinsik adalah unsur yang terdapat dan bisa membangun cerita dari dalam, maka unsur ekstrinsik yakni unsur dari luar yang terhitung bisa menopang dan merubah sebuah cerita pendek, lewat nilai-nilai yang mengidamkan disampaikan oleh penulis.

Banyak sekali hal-hal dari luar yang bisa menjadi unsur ekstrinsik dalam cerpen, layaknya berikut ini:

1. Latar Belakang Masyarakat

Dalam sebuah cerpen, latar belakang penduduk bisa menjadi penentunya nilai ekstrinsiknya. Ada pun sebagian perihal yang bisa masuk dalam latar belakang penduduk antara lain:

  1. Ideologi negara
  2. Kondisi politik
  3. Kondisi sosial
  4. Kondisi ekonomi

2. Latar belakang pengarang

Latar belakang pengarang adalah faktor-faktor dari diri pengarang yang merubah atau mewarnai isikan cerpen.Latar belakang pengarang bisa memuat riwayat hidup pengarang, keilmuan, keadaan psikologis, pengaruh atau aliran sastra yang dianut, dan sebagainya.

3. Nilai-nilai

Nilai adalah nilai yang merupakan unsur ekstrinsik. Nilai berikut meliputi nilai moral, nilai agama, nilai sosial, dan nilai budaya.